Rumah Yang Hina
Rumah adalah tempat hunian manusia, tempat istirahat dikala lelah, tempat bercengkrama dengan anak dan keluarga. Karena itu Al Qur’an mengistilahkan rumah dengan Maskanah ( tempat tinggal ) yang mengandung konotasi rumah adalah merupakan sarana fital dan mulia dalam keluarga, namun disisi lain, ada rumah yang lemah yang seharusnya dihindari.
Sebagaimana Firman Allah SWT :” Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui .”( QS.Al Ankabut 41 )
Mari kita perhatikan kebiasaan laba-laba !
Mereka selalu mengumpulkan bahan makanan, dengan cara membuat ranjau-ranjau di sekitar mereka, binatang apapun yang mendekatinya, pastilah akan terperangkap dengannya, seperti nyamuk, lalat atau yang lain. Laba-laba selalu membungkusnya untuk bahan makanan di esok harinya. Mereka mengumpulkan dan mengumpulkan terus menerus disarangnya, tanpa menyadari bahwa rumah tersebut akan hancur dalam satu menit, apabila Allah SWT menghendakinya.
Gambaran sekaligus pelajaran buat manusia, agar tidak bersifat seperti laba-laba yang terus menerus mencari kekayaan dan dikumpulkan dalam rumahnya, tanpa mengenal halal haram, sementara tidak menyadari bahwa apabila Allah SWT menghendaki kekayaan tersebut akan musnah, bahkan tuan rumahnyapun demikian. Memang kita dianjurkan untuk mencari anugrah Allah SWT, tetapi manusia harus menyadari kekayaan pemiliknyapun akan kembali kepada Allah SWT.
Sudah saatnya kita merenung kembali, mengapa saya membangun rumah yang begitu mewah, ada ruang tamu, kamar tidurnya sampai belasan, semua kamar tidur dilengkapi kamar mandi, air panaspun tersedia. Di belakang rumah terdapat kolam renang yang mewah, sementara di depan rumah mereka terdapat kebun bunga yang indah, Sementara kendaraannyapun demikian bahkan jumlah kendaraannyapun lebih banyak daripada jumlah keluarga, menu masakannyapun disajikan sesuai selera dan kehendak anggota keluarga.
Namun itu semua didapatkan dengan harta haram!
Padahal rumah dan segala apa yang ada di dalamnya itu sendiri tidak abadi. Bahkan pemilik rumahnyapun demikian.
Berapa kamar yang mereka gunakan untuk tidur? Dan berapa kamar yang kosong(sia-sia)?
Kendaraannyapun demikian, berapa kendaraan yang digunakan ? dan berapa kendaraan yang menganggur ?
Ironisnya, tetangga sebelah hidup dengan penuh kekurangan, mereka tidak bisa membayar SPP sekolah anaknya, mereka kesulitan membelikan susu anaknya, namun mereka tidak menghiraukannya, dan masa bodoh dengannya.
Ketahuilah perilaku yang demikian itu tidak jauh berbeda dengan perilaku laba-laba….!!!
Naudzubillah.
Idealnya, kita mencari anugerah Allah SWT. Sebanyak-banyaknya, namun tetap memperhatikan aturan Allah SWT, dengan tetap memperhatikan nasib sesame. Karena kekayaan yang mereka miliki itu ada hak orang miskin yang harus kita berikan dengan suka cita.
Semoga bermanfaat.
Sebagaimana Firman Allah SWT :” Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui .”( QS.Al Ankabut 41 )
Mari kita perhatikan kebiasaan laba-laba !
Mereka selalu mengumpulkan bahan makanan, dengan cara membuat ranjau-ranjau di sekitar mereka, binatang apapun yang mendekatinya, pastilah akan terperangkap dengannya, seperti nyamuk, lalat atau yang lain. Laba-laba selalu membungkusnya untuk bahan makanan di esok harinya. Mereka mengumpulkan dan mengumpulkan terus menerus disarangnya, tanpa menyadari bahwa rumah tersebut akan hancur dalam satu menit, apabila Allah SWT menghendakinya.
Gambaran sekaligus pelajaran buat manusia, agar tidak bersifat seperti laba-laba yang terus menerus mencari kekayaan dan dikumpulkan dalam rumahnya, tanpa mengenal halal haram, sementara tidak menyadari bahwa apabila Allah SWT menghendaki kekayaan tersebut akan musnah, bahkan tuan rumahnyapun demikian. Memang kita dianjurkan untuk mencari anugrah Allah SWT, tetapi manusia harus menyadari kekayaan pemiliknyapun akan kembali kepada Allah SWT.
Sudah saatnya kita merenung kembali, mengapa saya membangun rumah yang begitu mewah, ada ruang tamu, kamar tidurnya sampai belasan, semua kamar tidur dilengkapi kamar mandi, air panaspun tersedia. Di belakang rumah terdapat kolam renang yang mewah, sementara di depan rumah mereka terdapat kebun bunga yang indah, Sementara kendaraannyapun demikian bahkan jumlah kendaraannyapun lebih banyak daripada jumlah keluarga, menu masakannyapun disajikan sesuai selera dan kehendak anggota keluarga.
Namun itu semua didapatkan dengan harta haram!
Padahal rumah dan segala apa yang ada di dalamnya itu sendiri tidak abadi. Bahkan pemilik rumahnyapun demikian.
Berapa kamar yang mereka gunakan untuk tidur? Dan berapa kamar yang kosong(sia-sia)?
Kendaraannyapun demikian, berapa kendaraan yang digunakan ? dan berapa kendaraan yang menganggur ?
Ironisnya, tetangga sebelah hidup dengan penuh kekurangan, mereka tidak bisa membayar SPP sekolah anaknya, mereka kesulitan membelikan susu anaknya, namun mereka tidak menghiraukannya, dan masa bodoh dengannya.
Ketahuilah perilaku yang demikian itu tidak jauh berbeda dengan perilaku laba-laba….!!!
Naudzubillah.
Idealnya, kita mencari anugerah Allah SWT. Sebanyak-banyaknya, namun tetap memperhatikan aturan Allah SWT, dengan tetap memperhatikan nasib sesame. Karena kekayaan yang mereka miliki itu ada hak orang miskin yang harus kita berikan dengan suka cita.
Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment