Ketika Agama dan Iman Dijual Demi Uang

Jika anda termasuk orang yang SUKA atau bahkan mungkin sudah KRONIS dan tergolong KECANDUAN untuk menyebarkan isu SARA [Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan], saya menyarankan BERTAUBATLAH jika anda masih percaya dengan Iman dan agama anda.

Jangan hanya karena demi mencari uang, anda tega menggadaikan iman dan agama anda untuk uang yang satu rupiahpun tidak bisa anda nikmati di alam kubur!

Jika diluar sana masih banyak kisah orang-orang sukses yang berjuang dengan cara halal dalam mencari uang, kenapa kalian justru memilih cara yang haram yang sudah terlalu banyak contoh betapa kehidupan orang-orang seperti itu takan pernah bisa tenang apalagi bahagia hidupnya.

Mungkin bisa saja secara dilihat dari luar terlihat mereka kaya, banyak uang, punya mobil, rumah mewah, dan lainya. Namun demi Allah, hati mereka pasti takkan mungkin tenang apalagi bahagia jika uang yang didapat dengan cara haram. Apalagi menjual “agama”, memprovokasi umat untuk saling cela di sosial media, anda lakukan demi mendapatkan uang.

Saya dan mungkin banyak orang meyakini jika setiap jelang pemilu apalagi pilpres, selalu ada peluang untuk orang-orang “RUSAK IMAN” mereka, dengan tega menjual agama dan isu sara untuk mencari keuntungan.

Namun selama ini hal yang seperti itu sangat sulit dibuktikan, karena memang mereka begitu licin memainkan kata dan kalimat dalam setiap tulisan untuk memprovokasi umat dengan isu SARA.

Namun saya ikut senang atas keberhasilan polri menangkap para pelaku penyebar isu sara yang akhirnya bisa tertangkap juga, lengkap dengan bukti proposal-proposal yang mereka buat, yang disertai tarif harga hingga mencapai puluhan juta rupiah.

Atas terbongkarnya Sindikat Saracen Penyebar Isu SARA, saya sudah bisa berkata bahwa dugaan-dugaan selama ini ternyata NYATA adanya, bahwa ada kelompok orang yang menjual agama mereka demi untuk mendapatkan uang.

Dengan tertangkapnya Sindikat Saracen Penyebar Isu SARA ini, saya meyakini tidak bisa dijadikan jaminan bahwa mereka yang sudah terlalu kecanduan sebarkan kebencian akan bertaubat dan menghentikan kebiasaan buruk mereka.

Tidak hanya sindikat Saracen Penyebar Isu Sara yang begitu tega menjual atas nama isu agama dan iman mereka demi uang, namun ada juga bisnis First Travel yang atas nama bisnis travel umroh juga begitu tega menipu jamaah.

Lebih tak malu lagi, mereka justru membangun rumah mewah, gaya hidup serba wah, sedangkan jamaah mereka ditipu dengan tanpa ada raut penyesalan.

Para pejabat-pejabat korup yang digaji dari uang rakyat tapi masih korupsi, itu juga sama saja mereka menjual agama dan iman mereka demi uang semata. Sumpah atas nama Tuhan yang diucapkan dibawah kitab sucipun mereka abaikan, yang penting bisa dapat uang.

Sungguh-sungguh sebuah keadaan yang membuat kita miris dan prihatin.

Namun setidaknya, tetap saja saya masih berharap dan justru ingin mendoakan, semoga saja mereka-mereka melakukan TAUBAT yang sebenar-benarnya taubat dan menghentikan perilaku buruk mereka.

Saya juga justru kasihan dan ingin mendoakan, semoga mereka setelah bertaubat, bisa diberiakn kemudahan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang halal, yang berkah, sehingga bisa meninggalkan profesi penyebar isus ara.

Tertangkapnya Sindikat Saracen Penyebar Isu SARA ini juga diharapkan bisa menjadi titik awal untuk membongkar penyebar-penyebar isus ara lainya.

Jelang pilpres 2019 nanti, tentunya harus dipersiapkan dari sekarang untuk bisa menangkal dan menghentikan setiap usaha dan upaya para penyebar isu sara untuk ditangkap dan diputus mata rantai mereka. Karena isu sara yang ebrbau fitnah sangat beresiko untuk memecah belah bangsa Indonesia.

Saya juga berharap, kepada para netizen, mohon jangan permalukan diri anda dengan menajdi alat dan bagian dari orang-orang yang terlalu mudah tertipu menyebarkan isu sara, yang itu sama sekali tidak ada manfaatnya, dan besar pula dosanya.

Semoga para pembaca bisa mendapatkan pencerahan dan petunjuk jalan yang benar, untuk hentikan sebarkan provokasi umat dengan isu sara dan kebencian lainya.

Ingatlah bahwa hidup hanya sekali, isilah perbuatan anda dalam bersosial media untuk hal-hal yang positif dan memberikan manfaat untuk orang lain, bukan menjadi alat dan bagian dari kelompok yang merusak umat dan memecahbelah persatuand an kesatuan sesama anak bangsa!

Comments

Popular posts from this blog

Siapa kita untuk sombong?

JAWABAN SEDERHANA SEORANG TUKANG BAKSO

Bolehkah suami menikmati harta istri yang bekerja?