Doa
Ya Allah sesungguhnya
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul karena kecintaan kami
kepada-Mu, bertemu untuk memenuhi perintah-Mu, bersatu memikul beban dakwah-Mu.
Hati-hati ini telah mengikat janji setia untuk komitmen dalam menjalankan
syariat-Mu, maka Engkaulah ikatannya.
Ya Allah kekalkanlah
kemesraannya antara hati-hati ini. Tunjukilah kepada hati-hati ini akan
jalan-Nya yang sebenarnya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya Robbani-Mu
yang tidak kunjung pudar.
Lapangkanlah hati-hati
dengan limpahan iman dan keindahan bertawakkal kepada-Mu.
Hidup/suburkanlah
hati-hati ini dengan ma’rifat (pengetahuan sebenarnya) tentang-Mu. Jika engkau
mentakdirkan mati, maka matilah pemilik hati-hati ini syahid di jalan-Mu.
Engkaulah sebaik-baik saudara dan sebaik-baik penolong.
Ya Allah perkenankanlah
permintaan ini.
Pengantar Menuju Doa
Dan Tuhanmu berfirman,”berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan kabulkan
doamu itu.”(QS. Ghafir : 60)
Pengertian Doa
Dalam kehidupan ini kita sering sekali berdoa. Dari membulai membuka
mata sampai mata kita terpejam lagi, banyak sekali doa yang bisa kita lafazkan
untuk memohon pada Allah. Apakah sebenarnya berdoa itu?
Doa berasal dari bahasa arab du’a yang artinya berbeda-beda. Antara
lain memanggil, panggilan hamba terhadap Allah, permohonan pertolongan pada
Allah dan masih banyak lagi.
Menurut terminologi doa adalah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri
dalam keadaan tiada berdaya, dan tiada berkekuatan dan kemudian menyatakan
hajat, keperluan, ketundukkan pada Allah.
Berdoa termasuk ibadah,karena merupakan penyerahan diri pada Allah
untuk penyelesaian suatu masalah.
Hubungan Doa ,Qadha dan
Qodhar
Doa orang muslim akan dikabulkan dalam 3 bentuk :
·
Allah
memberikan sesuai dengan permintaan
·
Allah
memberikan mirip dengan apa yang diminta
·
Allah
menolak doanya, tapi menghindarkan bencana yang akan menimpanya
“Tidaklah
seorang muslim berdoa di muka bumi ini, melainkan Allah pasti akan
mengabulkannya, Sebagaimana yang ia pinta, atau Allah memalingkan daripadanya
suatu kecelakaan (Qadhar) selama ia tidak mendoakan sesuatu yang mengandung
dosa atau memutuskan silaturahmi”. (HR Tirmidzi)
Doa
juga mendatangkan manfaat atas sesuatu yang sudah atau belum diturunkan Allah.
“Tidak ada yang dapat menangkis ketetapan Allah (Qadha) kecuali doa.’’ (HR
Tirmidzi)
Adab Berdoa
Adapun adab berdoa menurut Al Ghazali
antara lain :
1. Pada waktu dan tempat
yang baik dan mulia; pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumaat, dan
sepertiga akhir malam serta pada waktu sahur. Doa-doa tersebut diucapkan dalam
keadaan yang sangat tenang misalnya ketika sujud (dalam solat), sebelum dan
sesudah solat, dan ketika menghadapi musuh Allah(termasuk syaitan), dengan
keadaan menghadap kiblat.
2. Membaca doa dengan penuh harap dan khuatir (khauf wa raja’)bila tidak diperkenankan. Dalam hal ini, dianjurkan agar merendahkan suara dan penuh dengan kekhusyukan, serta merasa keagungan dan kebesaran Allah s.w.t. sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
" ادعوا ربكم ثضرعا وخفية انه لا يحب المعثدين "
2. Membaca doa dengan penuh harap dan khuatir (khauf wa raja’)bila tidak diperkenankan. Dalam hal ini, dianjurkan agar merendahkan suara dan penuh dengan kekhusyukan, serta merasa keagungan dan kebesaran Allah s.w.t. sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
" ادعوا ربكم ثضرعا وخفية انه لا يحب المعثدين "
“Berdoalah kamu terhadap Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” [al-A’raf:55]
3. Doa tersebut dibaca secara berulang-ulang dua atau tiga kali,
untuk menunjukan bahawa ianya sangat diperlukan. Kita juga dianjurkan
mengangkat kedua tangan dan menyapu kemuka di akhir doa. Ini menunjukkan kita
memerlukan dikabulkannya doa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. dari
Umar ibn Khattab r.a bermaksud: “Jika (seseorang) menghulurkan (mengangkat)
tangannya pada saat berdoa, maka ( doanya) tidak akan dikabulkan hingga ia
mengusapkab ke mukanya.” [HR at-Tirmizi]
Diriwayatkan oleh Abu Dawud menyatakan bahawa apabila kita berdoa hendaklah mengangkat kedua belah tangan kita setinggi dengan kedua belah pundak kita; apabila beristighfar hendaklah selalu diisyaratkan dengan telunjuk;dan apabila kita sedang hendaklah kedua belah tangan kita dihulurkan ke muka sambil mengangkatnya.
4. Susunan doa biasa dan sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dipintanya, dan tidak pada perkara yang remeh temeh. Lebih diutamakan menggunakan doa-doa yang diajarkan dalam al-Quran. Para Nabi dan Rasul banyak membaca doa dalam al-Quran untuk mengabulkan hajatnya lebih-lebih lagi ketika menghadapi musuh.
5. Mengawali dan mengakhiri doa dengan puji-pujian kepada Allah dan selawat atas Nabi. Sebagaimana sabda Nabi s.a.w., “ Bahawasanya doa itu terhenti antara langit dan bumi, tiada naik, barang sedikit juga daripadanya sampai engkau berselawat kepada Nabi engkau.” [HR at-Tirmizi]
Dalam riwayat lain disebutkan, “ Apabila kamu hendak beroda, hendaklah ia memulai doanya dengan memuji Allah dan membesarkan-Nya. Sesudah itu berselawat kepada Nabi. Sesudah berselawat, barulah berdoa memohon sesuatu yang diingini.” [HR Abu Dawud & an-Nasa’i].
6. Bertaubat sebelum berdoa dan menghadapkan diri kepada Allah. Ini adalah untuk menyucikan batin dari kekotoran rohani. Allah s.w.t. Maha Suci, maka doa orang-orang yang suci batinya tentunya lebih cepat sampai berbanding doa-doa orang yang banyak berbuat dosa.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud menyatakan bahawa apabila kita berdoa hendaklah mengangkat kedua belah tangan kita setinggi dengan kedua belah pundak kita; apabila beristighfar hendaklah selalu diisyaratkan dengan telunjuk;dan apabila kita sedang hendaklah kedua belah tangan kita dihulurkan ke muka sambil mengangkatnya.
4. Susunan doa biasa dan sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dipintanya, dan tidak pada perkara yang remeh temeh. Lebih diutamakan menggunakan doa-doa yang diajarkan dalam al-Quran. Para Nabi dan Rasul banyak membaca doa dalam al-Quran untuk mengabulkan hajatnya lebih-lebih lagi ketika menghadapi musuh.
5. Mengawali dan mengakhiri doa dengan puji-pujian kepada Allah dan selawat atas Nabi. Sebagaimana sabda Nabi s.a.w., “ Bahawasanya doa itu terhenti antara langit dan bumi, tiada naik, barang sedikit juga daripadanya sampai engkau berselawat kepada Nabi engkau.” [HR at-Tirmizi]
Dalam riwayat lain disebutkan, “ Apabila kamu hendak beroda, hendaklah ia memulai doanya dengan memuji Allah dan membesarkan-Nya. Sesudah itu berselawat kepada Nabi. Sesudah berselawat, barulah berdoa memohon sesuatu yang diingini.” [HR Abu Dawud & an-Nasa’i].
6. Bertaubat sebelum berdoa dan menghadapkan diri kepada Allah. Ini adalah untuk menyucikan batin dari kekotoran rohani. Allah s.w.t. Maha Suci, maka doa orang-orang yang suci batinya tentunya lebih cepat sampai berbanding doa-doa orang yang banyak berbuat dosa.
Kenapa Doa kita
tidak terkabul ?
Suatu ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal
zuhud dan wara’nya, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat beliau pun
dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang di antara
mereka bertanya, “Wahai Guru! Allah telah berjanji dalam kitab-Nya bahwa Dia
akan mengabulkan doa hamba-Nya. Kami telah berdoa setiap hari, siang dan malam,
tapi mengapa sampai saat ini doa kami tidak dikabulkan?”
Ibrahim bin Adham diam sejenak lalu berkata, “Saudara sekalian. Ada 10 hal yang menyebabkan doa kalian tidak dijawab oleh Allah.
Ibrahim bin Adham diam sejenak lalu berkata, “Saudara sekalian. Ada 10 hal yang menyebabkan doa kalian tidak dijawab oleh Allah.
- Pertama, kalian mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak-hak-Nya.
- Kedua, kalian membaca Al-Quran, tapi kalian tidak mau mengamalkan isinya.
- Ketiga, kalian mengakui bahwa iblis adalah musuh yang sangat nyata, namun dengan suka hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya.
- Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya.
- Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian tak pernah melakukan amalan ahli surga.
- Keenam, kalian takut dimasukkan ke dalam neraka, namun kalian dengan senangnya sibuk dengan perbuatan ahli neraka.
- Ketujuh, kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, namun tidak pernah mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.
- Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri.
- Kesembilan, kalian setiap hari memakan rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmat-Nya.
- Kesepuluh, kalian sering mengantar jenazah ke kubur, tapi tidak pernah menyadari bahwa kalian akan mengalami hal yang serupa."
Setelah mendengar nasehat itu, orang-orang itu menangis.
Dalam kesempatan lain Ibrahim kelihatan murung lalu menangis, padahal tidak terjadi apa-apa. Seseorang bertanya kepadanya. Ibrahim menjawab, “Saya melihat kubur yang akan saya tempati kelak sangat mengerikan, sedangkan saya belum mendapatkan penangkalnya. Saya melihat perjalanan di akhirat yang begitu jauh, sementara saya belum punya bekal apa-apa. Serta saya melihat Allah mengadili semua makhluk di Padang Mahsyar, sementara saya belum mempunyai alasan yang kuat untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan saya selama hidup di dunia.”
Comments
Post a Comment